Kamis, 30 Juni 2016

Atmosphere of God

Atmosphere
Giving My Best

Love, come and take over now
Come and just heal somehow
The broken and the lost

Light, come and take over now
Come and just shine so bright
Chase the shadows of our lives

Let Your mercy flow within us
As we stand before the lamb
Let Your mercy flow within us
As we're standing in the gab

You are the Lord of heavens
And God of all the earth
And You are the king of nations
And You breathed the universe
So we lift our generation in hunger and in thirst
As we humbly bow
Your presence changes the atmosphere



Refleksi:
Hati adalah pusat dari kosmos diri. Disanalah pusat dari radiasi energi dan gelombang kesadaran bagi seluruh panca indra dan pikiran. Hati adalah tempat berlabuh segala hal dan disanalah pusat penilaian dalam mempertimbangkan yang baik dan jahat. Disanalah tempat bertahta segala yang baik dan jahat yang mengarahkan diri untuk hidup dan bertindak. Radiasi itulah yang memancar dalam segala bentuk perilaku yang tercermin dalam segala tindakan kita. Jikalau hatimu jahat maka jahatlah hidup yang engkau pancarkan, demikian terjadi sebaliknya apabila kebaikan menjadi kiblat hatimu.

Hati adalah pusat dari tahta diri. Segala kekuasaan ada disana untuk menentukan langkah kehidupan. Ada banyak tuan yang bisa duduk di tahta itu. Tergantung dari kita yang memilih siapa yang berhak untuk berkuasa di sana. Ada yang berkata jika kejahatan yang menjadi pilihanmu maka Iblislah yang bertahta di hatimu. Segala hal yang buruk dan tidak baik akan terpancar dalam keseharianmu. Kebinasaanlah yang menjadi takdirmu. Ada juga yang berkata jika kebaikan yang menjadi pilihannya maka Tuhanlah yang duduk di tahta itu. Maka segala hal yang baik akan menjadi gaya hidupmu. Apapun yang terjadi baik ataupun buruk adalah baik adanya karena Tuhan turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi mereka yang percaya kepadaNya. Ada lagi yang ketiga, tuan yang suka ga konsisten. Terkadang mengabdi pada sisi yang jahat dan kadang di sisi yang baik. Tuan itu bernama "aku", yang selalu memilih hal-hal berdasarkan standar "aku" yang tidak sempurna. Terkadang dia menangis dan menyesali segala dosa yang dilakukannya. Terkadang juga dia justru menikmati dosa itu dan bersukacita atasnya. Berulangkali siklus itu terjadi silih berganti, tanpa ada konsistensi dalam hal pilihan. Padahal jelas kitab suci mengatakan Tuhan paling benci pada orang yang mengabdi pada dua tuan, namun hal itu hanyalah sebuah pengetahuan yang hanya tertanam dalam pikirannya tapi tidak merubah hatinya dan memilih untuk mengikuti jalan Tuhan. Untuk pilihan ini tetap kebinasaan adalah jalannya.

Hati sebagai kunci jalan hidup yang kita pilih memang diberi kebebasan Tuhan untuk memilih. Lyric lagu di atas menyadarkan kita yang memahami maknanya untuk memilih Tuhan dan menaklukkan hati kita padaNya.Tuhan sebagai penguasa hati akan memberikan cinta,cahaya dan anugerah yang memampukan kita untuk berkata "segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberikan kekuatan dalamku".  Hati yang dipenuhi oleh cinta ilahi yang sanggup menyembuhkan setiap kita yang hancur dan terhilang. Hati yang dipenuhi oleh cahaya yang dapat menghilangkan kegelapan dan kabut yang menghalangi perjalanan kita. Hati yang dipenuhi oleh anugerah untuk membuat kita bisa teguh berdiri menghadapi segala tantangan dalam hidup ini. Prinsipnya apabila kita ingin hidup kita berubah, serahkan tahta hati kita dan Tuhan akan mengubah "atmosphere" kehidupanmu menjadi "atmosphere of God".


Rabu, 02 Maret 2016

Mengingkari komitmen

"Jangan jadi pengkhianat",  begitu pesan kakek sebelum kembali kepada Sang Kebenaran. Malam ini kalimat itu bergerak keras dalam hatiku dan sangat menarik untuk kurenungkan.  Untuk beberapa orang yang terbiasa berlomba dengan resolusi pribadi nya, tentu pasti sadar betul ada beberapa komitmen yang sudah ditetapkan meleset entah karena beberapa hambatan eksternal ataupun internal. Hambatan hambatan itu sering jadi alasan yang sangat menarik buat kita untuk memilih mengingkari komitmen yang sudah dibuat.

Pilihan-pilihan bergantung pada subjek yang membuat keputusan. Pernah seorang senior berkata jangan melihat semuanya hitam dan putih. Ada kalanya hitam dan putih itu sesuai dengan warnanya ada kalanya kita melihat nya seperti belantara alam semesta. Terkadang terlihat sangat putih, terkadang bercampur dengan hitam. Keputusan untuk menilai nya tergantung dari kacamata mana yang kita Gunakan.Jika demikian apakah standar nya?Guru besar ku mengatakan standar nya adalah "aku". Pertama Aku yg melekat pada akal dan budi berpegangan pada pengetahuan. Pengetahuan yang memberi kekuatan dan pembebasan. Pengetahuan yang memberikan keberanian untuk mencoba dari satu kegagalan menuju kegagalan yang lain. Pengetahuan yang membuat kita yakin dibalik sebuah badai ada pelangi indah yang menanti untuk bersama-sama bersukacita memulai hari yang baru. Kedua adalah aku yang melekat pada jiwa dan roh yang berpegangan pada sesuatu yang Ilahi. Kehendak ini Mengalahkan "aku" untuk berserah penuh pada "Aku" sehingga tunduk pada kehendak Ilahi yang memiliki rencana indah bagi setiap kehidupan yang tercipta. Kehendak Ilahi akan memberikan kita pengetahuan tertinggi yaitu kebijaksanaan untuk memilih mana yang baik,benar dan sempurna untuk hidup yang sementara ini.

Diatas kertas pemahaman tentang "aku" dan "Aku" ini memang mudah untuk dikatakan namun kecenderungan nya "aku" yang nyata dan terikat dalam berbagai keterbatasan nya selalu dominan untuk memilih pilihan yang masuk akal sesuai ruang dan waktu.

Pada akhirnya memang mengingkari sebuah komitmen bukan akhir dari segalanya. Selama semangat untuk selalu bertumbuh masih ada, bisa jadi jalan salah yang kita pilih mengarahkan kita pada jalan benar yg mengembalikan kita pada komitmen yang benar. Benar dan salah itu biasa, selama kita masih mau mengevaluasi setiap yang kita lakukan dalam kacamata benar dan salah.

Refleksi:
Komitmen bukanlah sebuah kitab suci yang tidak bisa dirubah satu iota pun, tapi sebuah bintang penuntun bagi kita untuk kembali pada jalan yang benar ketika sadar sudah salah jalan".

Jadi siapakah kita untuk selalu merenungkan dan mengevaluasi setiap komitmen yg kita pilih atau selalu tertarik mengingkarinya?  Biarlah waktu yang menjawab nya. Matahari pun tidak tau jika suatu saat akan merubah komitmen nya untuk terbit dari sebelah timur?

Selamat Datang Pembaca

Sebagaimana judulnya, Blog ini akan dipenuhi oleh tulisan-tulisan saya baik berupa puisi, artikel, renungan ataupun celotehan-celotahan yang merupakan refleksi dari keseharian saya dalam menjalani kehidupan.

Banyak hal yang bisa didapatkan ketika kita mengambil setiap makna dari kejadian-kejadian yang terjadi di dalam hidup ini. Sangat sayang jika hal tersebut hilang dan tidak terekam dengan baik dalam bentuk catatan-catatan yang tujuannya adalah untuk refleksi diri.Hal ini sangat bermanfaat untuk pertumbuhan diri dan kekayaan jiwa dalam membentuk kebijaksanaan diri memandang kehidupan sebagai sesuatu yang mengagumkan.

Itulah sebabnya Blog ini diberikan nama Jurnal Refleksi diri.Tempat dimana hati berbicara dalam bentuk kata.Kata-kata yang hidup karena tercipta oleh kehidupan dan untuk kehidupan. Dimana kehidupan terbingkai dalam keabadian dan kekekalan oleh sebuah kata.Untuk itulah engkau diletakkan disini wahai kata.Bersemayamlah dalam kesempurnaanmu.Kesempurnaan seorang manusia yang memahami hakekat dirinya yaitu untuk berkarya selama hidupnya.

Salam refleksi

Jukaider Istunta Gembira Napitupulu
Pengelola Jurnal Refleksi Diri