Rabu, 18 Juni 2008

Kesempurnaan Manusia (Sebuah Refleksi)

Kesempurnaan Manusia
(Sebuah Refleksi)

dunia dan semua yang dikandungnya adalah sempurna,
meskipun belum selesai
(Wallace D.Wattles)



Manusia, makhluk yang sempurna karena diciptakan oleh Sang Maha Sempurna. Itulah sebabnya gen sempurna mengalir dalam diri manusia. Manusia yang seharusnya hidup dalam takdir sempurna. Kesempurnaan yang mengalir dari Sang Maha Sempurna

Manusia yang ditakdirkan sempurna ini, menggunakan pikiran sempurnanya untuk melompati takdirnya yang sempurna untuk mencapai kesetaraan dengan Sang Maha sempurna bahkan menjadi Sang Maha Sempurna itu sendiri. Aliran arus kesempurnaan yang tadinya mengalir dari Sang Maha Sempurna dengan sempurna menjadi kacau. Sehingga energi sempurna berbenturan dengan energi Sang Maha Sempurna. Manusia yang sempurna ini tentunya tidak sanggup menerima energi Sang Maha Sempurna karena kapasitasnya yang masih sempurna.

Persentuhan kutub sempurna dengan Maha Sempurna inilah yang kemudian menurunkan kadar kesempurnaan diri manusia. Hal ini disebabkan mulai dipertanyakannya dalam pikiran manusia yang sempurna mengenai batas-batas kesempurnaan itu. Inilah yang membuat perspektif sempurna tidak lagi dilihat secara sempurna tetapi mulai dipecah menjadi bagian-bagian dari kesempurnaan.

Ketika kesempurnaan ini mulai terbagi-bagi maka mulailah manusia yang sempurna ini terbagi menjadi potongan-potongan manusia sempurna yang kemudian beranak pinak dan semakin terbagi-bagi dari generasi ke generasi. Oleh karena itulah sebabnya memori kesempurnaan itu masih tertanam dalam jiwa manusia yang sempurna sehingga dalam dirinya manusia selalu berhasrat untuk sampai pada kesempurnaan. Kesempurnaan yang dulu merupakan takdir manusia yang sempurna.

Maka bertumbuhlah engkau wahai manusia.Cari dan kejarlah setiap potongan-potongan kesempurnaan yang menjadi hakmu. Jangan berhenti dan lelah untuk mencapai kesempurnaanmu. Sebab segalanya belum selesai sampai engkau kembali dalam jalan yang ditentukan kepadamu. Jalan kesempurnaan, kesempurnaan seorang manusia yang tercipta dari Yang Maha Sempurna. Maukah engkau mengakhirinya dalam kesempurnaan atau melarikan diri dan bersembunyi dalam bahasamu bahwa manusia tidak sempurna?Jika demikian berpuaslah dengan kesempurnaanmu yang tidak sempurna wahai manusia...

1 komentar:

Lia SIRAIT mengatakan...

well, setiap manusia adalah pencari kesempurnaan tapi harus kembali kepada kenyataan bahwa tak ada manusia sempurna

Selamat Datang Pembaca

Sebagaimana judulnya, Blog ini akan dipenuhi oleh tulisan-tulisan saya baik berupa puisi, artikel, renungan ataupun celotehan-celotahan yang merupakan refleksi dari keseharian saya dalam menjalani kehidupan.

Banyak hal yang bisa didapatkan ketika kita mengambil setiap makna dari kejadian-kejadian yang terjadi di dalam hidup ini. Sangat sayang jika hal tersebut hilang dan tidak terekam dengan baik dalam bentuk catatan-catatan yang tujuannya adalah untuk refleksi diri.Hal ini sangat bermanfaat untuk pertumbuhan diri dan kekayaan jiwa dalam membentuk kebijaksanaan diri memandang kehidupan sebagai sesuatu yang mengagumkan.

Itulah sebabnya Blog ini diberikan nama Jurnal Refleksi diri.Tempat dimana hati berbicara dalam bentuk kata.Kata-kata yang hidup karena tercipta oleh kehidupan dan untuk kehidupan. Dimana kehidupan terbingkai dalam keabadian dan kekekalan oleh sebuah kata.Untuk itulah engkau diletakkan disini wahai kata.Bersemayamlah dalam kesempurnaanmu.Kesempurnaan seorang manusia yang memahami hakekat dirinya yaitu untuk berkarya selama hidupnya.

Salam refleksi

Jukaider Istunta Gembira Napitupulu
Pengelola Jurnal Refleksi Diri